Jumat, 30 Desember 2016

CIRI-CIRI ORANG YANG TERKENA FITNAH

?? BimbinganIslam.com
Sabtu, 02 Rabi'ul Akhir 1438 H / 31 Desember 2016 M
?? Ustadz Zainal Abidin,  Lc
?? Materi Tematik | Ciri-Ciri Orang Yang Terkena Fitnah
? Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-ZA-CiriKenaFitnah
?? Sumber: https://youtu.be/TgzP5PqEyr4
-----------------------------------

*CIRI-CIRI ORANG YANG TERKENA FITNAH*


?????? ????? ????? ???? ???????
????? ??? ??????? ???????? ????????? ??????????? ??????? ???????? ???????????? ????? ???????? ??????? ?????? ?????? ??????????????? ???????? ????? ??? ?????? ?????? ???? ???????? ??? ??????? ????? ??????? ????????? ???????? ????????????
?????????? ????? ????? ?????????? ??????? ??? ?????????? ????? ????????? ????? ????????????? ??????? ??? ????????????? ??????? ??????? ????????

Kaum muslimin yang berbahagia, Shah?bat BiAS yang dirahmati oleh All?h Subh?nahu wa Ta'?la.

Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam menegaskan:

????? ?????????? ?????? ??????? ?????????

_"Sesungguhnya orang yang paling berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah."_

(Had?ts, shah?h riwayat Ab? D?w?d nomor 4263)

Dari sini kita bisa pahami bahwa orang yang paling celaka, orang yang  paling sengsara dan binasa adalah orang yang menceburkan bahkan menjadi dalang dalam fitnah.

? Tanda-tanda orang tercebur ke dalam fitnah ada 4 (empat), yaitu:


? Dia memandang yang dulunya halal sekarang dianggap har?m atau (sebaliknya) yang dulunya har?m sekarang dianggap halal.

Demikian itu bukan karena dulu dia tidak mengerti dal?lnya kemudian sekarang paham, bukan!

Atau dulu dia tidak memahami dal?l itu dengan benar, sekarang paham, tidak!

Tapi murni pengaruh-pengaruh negatif lingkungan yang ada disekitarnya.

Bisa karena:

? Buku bacaan yang dia baca.
? Teman yang mengitarinya atau,
? Jama'ah kelompok yang diikutinya.

Sehingga muncul berbagai macam syubhat yang ada diotaknya (pikirannya)

Dengan demikian Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam menegaskan bahwa:

????????? ????????????? ??????? ???????? ????????? ??????????? ???????? ????????? ????????? ????????? ???????? ???? ??????? ????????? ?????????? ???????? ??????? ??????? ???????? ???? ??????????

_"Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti malam yang pekat (gelap gulita). Di pagi hari seorang dalam keadaan beriman, lalu kafir pada sore hari. Di sore hari seorang dalam keadaan beriman lalu kafir pada pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan kenikmatan dunia."_

(Had?ts riwayat Muslim nomor 169 versi Syarh Muslim nomor 118)

Dengan demikian suatu yang paling ditakutkan oleh seorang mu'min adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada keagamaannya (fitnah yang menimpa agamanya).

Sehingga Hudzaifah Ibnu Yaman mengatakan:

 ????????? ????? ??????????? ????? ??????????? ???? ???????? ??? ?????? ????????, ?????? ???????? ??? ?????? ????????, ?????????? ?????????????? ??? ????? ???? ????????, ??????? ????? ???? ???????. (??? ???? ?????? ??? ????? ???????? ?????????)

_"Ketahuilah, kesesatan dari biang kesesatan adalah engkau anggap baik yang dulunya kamu ingkari dan kamu ingkari yang dulunya kamu anggap baik. Dan waspadalah terhadap warna-warni di dalam agama All?h Ta'?l?. Sesungguhnya agama All?h satu."_

(Kitab Syarh Ushul I'tiq?d Ahlus Sunnah wal Jama'ah oleh Imam Al L?likai)


? Berwarna-warni di dalam agamanya (???????????? ??? ?????).

Berpindah-pindah di dalam prinsipnya dan tidak memiliki satu pegangan yang tetap di dalam agamanya.

Ini yang dikatakan oleh Ummar bin AbdulAziz akibat banyaknya debat, banyaknya adu mulut.

???? ???????? ???????????? ???????? ?????????

_"Barangsiapa yang banyak adu mulut, maka dia akan gampang (banyak) untuk berubah."_

Shah?bat BiAS yang berbahagia.

Menjadi muslim dimana di dalam memegang prinsipnya, bak air di daun talas adalah ciri orang mun?fiq.

Dan memberikan warna shibqhah Isl?m di dalam dirinya berubah-ubah seperti bunglon adalah suatu yang berbahaya.

Karena kata Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam bahwa manusia paling buruk adalah ?? ???????, manusia yang memiliki dua wajah.

Dengan demikian kata Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam:

 ?????????? ?????????????? ??? ?????

_"Waspadalah kamu terhadap sikap berubah-ubah warna di dalam agama."_

? Yang kemarin dia katakan sesat, sekarang dia katakan benar.
? Yang kemarin dikatakan manhaj sekarang dikatakan khilafiyyah.

Contoh:

? Banyak orang yang dulu menganggap safarnya wanita tanpa mahram adalah har?m, tetapi sekarang dipandang halal.

? Demo dulu dianggap perkara manhaj sekarang ternyata khilafiyyah.

Ini masalah berat.


3.  Mengikuti syubhat (???? ??????????) dan tidak mau mengembalikan kepada yang muhkamat.

Ini jelas sebagaimana yang telah ditegaskan oleh All?h Subh?nahu wa Ta'?la:

???????? ????????? ??? ??????????? ?????? ?????????????? ??? ????????? ?????? ?????????? ??????????? ???????????? ??????????? ????? ???????? ??????????? ?????? ???????

_"Adapun orang-orang yang ada di dalam hatinya penyimpangan ( ??????) maka dia akan mengikuti yang mutasy?bih dalam rangka untuk mencari-cari takwil yang bathil dan mengikuti hal-hal yang sifatnya menyimpang, takwil-takwil yang tidak benar dalam hal-hal yang sebetulnya tidak tahu takwil secara benar kecuali All?h Subh?nahu wa Ta'?la."_

(QS Al 'Imr?n: 7)

Kita temui banyak diantara tokoh, diantara mereka yang dikatakan ulam? atau minimal ahlul 'ilmi yang dulu sangat tegas di dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan keagamaan, sangat bagus di dalam menjabarkan naskh-naskh yang muhkamah, tetapi setelah beberapa kondisi melalui dia (masa melewati dia) maka hal-hal yang diangkat kebanyakan adalah mutasyabihat.


Dan tanda orang tercebur ke dalam fitnah dan akhirnya bisa menjadi dalang fitnah adalah:

4. Mentolerir kebatilan dan bahkan memberikan banyak toleran terhadap berbagai macam penyimpangan-penyimpangan (??????? ?????? ?????? ??).

Diawali dengan mereka memuji tokoh-tokoh kebathilan, mendekati tokoh-tokoh kebathilan bahkan kompromi dengan kebathilannya.

Akhirnya tidak mau ngomong terhadap berbagai macam penyimpangan-penyimpangan agama, baik itu syirik, bid'ah maupun kufur bahkan memusuhi (menyalahkan) orang yang selama ini menjelaskan kebathilan.

Menyalahkan orang yang menjelaskan tentang kebid'ahan entah karena dikatakan melawan banteng, melawan berbagai macam kekuatan-kekuatan yang mayoritas atau dia telah menabrak tembok keras yang itu akan membahayakan dirinya sendiri.

Minimal takut dakwahnya hilang dari peredaran masyarakat atau terpicunya masa rakyat kecil untuk melawan dia dan berbagai macam alasan-alasan yang ada.

Semoga kita semuanya bisa terhindar dari empat yang menjadi ciri khas orang terjatuh kedalam fitnah yang suatu ketika akan menjadi dalang fitnah.

Saya ulas lagi,

(1). Yang dulu dianggap har?m sekarang menjadi halal atau sebaliknya.

(2). Berubah-ubah warna dalam berdakwah, beragama dan dalam mengikuti ajaran dien.

(3). Mengikuti yang syubhat dan meninggalkan yang muhkamat.

(4). Mentolerir kebathilan, toleran terhadap berbagai macam penyimpangan-penyimpangan.

Semoga All?h Subh?nahu wa Ta'?la menjauhkan kita dari itu semua dan kita diberikan keteguhan oleh All?h Subh?nahu wa Ta'?la di dalam berpijak, memegang prinsip sampai kita bertemu All?h Subh?nahu wa Ta'?la.

??? ???????? ????????? ??????? ???????? ??????? ????? ????????? ????? ?????????? ?????? ?????????? ???????????

_"Wahai orang-orang yang berim?n, bertaqwalah kepada All?h sebenar-benar taqwa dan janganlah sekali-kali kamu mati (bertemu All?h) melainkan dalam keadaan beragama Isl?m."_

(QS Al 'Imr?n: 102)

???????? ??????? ????? ???????????? ???? ???? ???????? ???????? ???? ?????? ?? ???? ?? ?????? ??????
??????? ????? ????? ????? ???????

____________________________

? Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

*Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah*
??www.cintasedekah.org
?? https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
?? youtu.be/P8zYPGrLy5Q
----------------------------------------

Kamis, 15 Desember 2016

Waktu-Waktu Yang Dilarang Untuk Melaksanakan Shalat (Bagian 2)


?? BimbinganIslam.com
Kamis, 16 Rabi'ul Awwal 1437 H /  15 Desember 2106 M
?? Ustadz Fauzan ST, MA
?? Matan Ab? Syuj?' | Kit?b Shal?t
?? Kajian 50 | Waktu-Waktu Yang Dilarang Untuk Melaksanakan Shalat (Bagian 2)
? Download audio: bit.ly/BiAS-FZ-H050
???????
MATAN KITAB

(???) ????? ????? ?? ???? ???? ??? ???? ??? ???: ??? ???? ????? ??? ???? ????? ???? ?????? ??? ?????? ?????? ??? ??? ???? ????? ??? ???? ???? ???? ????? ??? ???? ????? ???? ?????? ??? ?????? ??????.

Ada lima waktu yang tidak boleh melakukan shalat kecuali shalat yang memiliki sebab yaitu setelah shalat subuh sampai terbit matahari; saat terbit matahari sampai sempurna terbitnya dan naik setinggi ujung tombak; saat matahari tepat diatas kepala sampai tergelincir; setelah shal?t Ashar sampai tenggelamnya matahari; tatkala mulai tenggelam matahari sampai sempurna tenggelamnya.

???????

WAKTU-WAKTU YANG DILARANG UNTUK MELAKSANAKAN SHALAT (BAG.2)

??? ???? ?????? ??????
?????? ????? ????? ???? ???????
????? ??? ??????? ??????? ??? ???? ???? ??? ???

Para Shah?bat BiAS yang dirahmati All?h Subh?nahu wa Ta'?la, kita lanjutkan halaqah yang ke-50, dan kita masuk pada pembahasan tentang "Waktu-waktu yang dilarang untuk melaksanakan shal?t bagian ke-2"

??? ??????:

Kemudian penulis melanjutkan tentang waktu-waktu yang terlarang diantara nya :

?
??? ???? ????? ??? ???? ?????

"Setelah shal?t subuh sampai terbit matahari"

?
???? ?????? ??? ?????? ?????? ??? ???

"Dari terbit matahari sampai sempurna terbitnya dan naik setinggi ujung tombak"

? Ini adalah waktu yang menyambung yaitu sejak setelah selesai subuh sampai naiknya matahari seujung tombak terhitung dari terbit matahari.

? Jadi seseorang apabila masuk waktu shuruq (terbit matahari) belum diperbolehkan untuk shal?t, dan dia harus menunggu sampai matahari naik sekadar ujung tombak.

Berapa lama waktu kira-kiranya didalam menit ?

?Disebutkan para ulam? kisaran waktunya antara 10 menit-15 menit sejak terbit matahari.
?Syaikh Utsaimin menyebutkan kadar kira-kira 10-12 menit dari terbit matahari atau dari shuruq.
?Syaikh bin baz dan Syaikh Jibrin memperkirakan sekitar 15 menit dari waktu terbit.

?
???? ????? ??? ????

"Pada saat matahari tepat diatas kepala sampai tergelincir"

Berdasarkan had?ts yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir, beliau berkata:

???? ????? ??? ???? ???? ??? ???? ???? ???? ?????? ?? ???? ???? ?? ???? ???? ??????: ??? ???? ????? ????? ??? ?????? ???? ???? ???? ??????? ??? ????? ???? ???? ????? ?????? ??? ???? "

"Bahwasanya ada tiga waktu yang  Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam melarang kami untuk shal?t dan juga menguburkan orang-orang yang meninggal yaitu (1) pada saat matahari terbit  sampai dia meninggi, dan (2) tatkala matahari berada dipuncaknya sampai dia tergelincir, dan (3) manakala matahari mulai terbenam sampai dia tenggelam"

(Had?ts riwayat An Nasai)

?
???? ???? ????? ??? ???? ?????

"Dan setelah shal?t Ashar sampai tenggelamnya matahari"

?
???? ?????? ??? ?????? ??????

"Dan tatkala mulai tenggelam matahari sampai sempurna tenggelamnya"

Dan semua ini berdasarkan had?ts 'Amr bin 'Abasah beliau berkata:

??????: ??? ??????? ???????? ????? ????????? ???????? ? ?????: �?????? ????????? ????????? ??????? ??? ??????? ??????? ?????????? ??????????? ???????????? ?????? ????????? ?????????? ????? ???????? ?????? ???????? ?????????? ???????????? ????? ??????? ???? ??????????? ?????????? ???????? ?????? ???????? ?????????? ?????????? ????? ???????????? ????? ????? ??? ??????? ??????? ?????????? ??????????? ???????????? ?????? ???????? ????????? ???????? ????? ????????? ??????? ????????? ????????? ?????????? ????????????? ??????? ??????? ?????????? ??????? ??? ??????? ??????? ?????????? ???????????? ?????? ????????? ?????????? ????? ????????? ?????? ???????? ?????????? ?????????? ???????? ?????? ???????? ?????????? ?????????? ????? ???????????�

"Saya bertanya, Wahai Ras?lull?h bagian malam yang manakah yang paling didengar (dikabulkan), beliau menjawab "pada malam pe

Selasa, 13 Desember 2016

Waktu-Waktu Yang Dilarang Untuk Melaksanakan Shalat (Bagian 1)




?? BimbinganIslam.com
Rabu, 15 Rabi'ul Awwal 1437 H /  14 Desember 2106 M
?? Ustadz Fauzan ST, MA
?? Matan Ab? Syuj?' | Kit?b Shal?t
?? Kajian 49 | Waktu-Waktu Yang Dilarang Untuk Melaksanakan Shalat (Bagian 1)
? Download audio: bit.ly/BiAS-FZ-H049
???????
MATAN KITAB

(???) ????? ????? ?? ???? ???? ??? ???? ??? ???: ??? ???? ????? ??? ???? ????? ???? ?????? ??? ?????? ?????? ??? ??? ???? ????? ??? ???? ???? ???? ????? ??? ???? ????? ???? ?????? ??? ?????? ??????.

Ada lima waktu yang tidak boleh melakukan shalat kecuali shalat yang memiliki sebab yaitu setelah shalat subuh sampai terbit matahari; saat terbit matahari sampai sempurna terbitnya dan naik setinggi ujung tombak; saat matahari tepat diatas kepala sampai tergelincir; setelah shal?t Ashar sampai tenggelamnya matahari; tatkala mulai tenggelam matahari sampai sempurna tenggelamnya.

???????

WAKTU-WAKTU YANG DILARANG UNTUK MELAKSANAKAN SHALAT (BAG.1)


??? ???? ?????? ??????
?????? ????? ????? ???? ???????
????? ??? ??????? ??????? ??? ???? ???? ??? ???

Para Shah?bat BiAS yang dirahmati All?h Subh?nahu wa Ta'?la, kita lanjutkan halaqah yang ke-49, dan kita masuk pada pembahasan tentang "Waktu-waktu yang dilarang untuk melaksanakan shal?t bagian pertama "

??? ??????:

Berkata penulis rahimahull?h :

????? ????? ?? ???? ????

"Dan ada 5 waktu yang tidak boleh shal?t didalamnya".

? Larangan shal?t disini adalah larangan untuk shal?t sunnah mutlak.
? Larangan di lima waktu berlaku untuk semua tempat kecuali Har?m Mekkah.

Apa Hukum shal?t sunnah mutlak di Har?m Mekkah?

? Disana ada 2 (dua) pendapat

? Sy?fi'iyah

Pendapat Sy?fi'iyah dalam masalah ini adalah membolehkan shal?t diwaktu yang terlarang jika dilakukan di Har?m Mekkah, bahkan tidak terbatas pada masjidnya namun meliputi tanah Har?m seluruhnya (Boleh shal?t di waktu yang terlarang).

Berdasarkan had?ts Jabir bin Muth'im dalam sunan Tirmidzi dan lainnya.

Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam bersabda:

 ?? ??? ??? ????? ?? ?????? ???? ??? ???? ????? ???? ??? ???? ??? ?? ??? ?? ????

"Wahai bani Abdi Manaf, janganlah kalian melarang siapapun yang hendak thaw?f di rumah ini (Ka'bah) dan shal?t kapan saja di malam ataupun di siang hari."

(HR Tirmidzi)

? Jumh?r ulam?

Adapun pendapat jumh?r ulam? (mayoritas ulam?) bahwasanya had?ts tersebut maksudnya adalah hanya khusus shal?t thaw?f 2 (dua) rakaat saja (shal?t sunnah thaw?f).

? Pendapat jumh?r dalam masalah ini lebih kuat daripada pendapat yang lainnya.

Berkata penulis :

 ??? ???? ??? ???

"Kecuali shal?t yang memiliki sebab"

? Madzhab Sy?fi'iyah dan juga jumh?r membolehkan seluruh shal?t yang memiliki sebab dalam waktu yang terlarang, baik shal?t sunnah ataupun shal?t wajib, ini adalah pendapat yang lebih kuat (rajih).

Disana ada yang mengatakan bahwasanya shal?t sunnah tidak boleh dilakukan pada saat waktu yang terlarang.

� Shal?t yang memiliki waktu sebab diantaranya adalah :

? Shal?t wajib
? Shal?t sunnah tahiyyatul masjid
? Shal?t sunnah wudhu
? Dan shal?t-shal?t sunnah yang lainnya yang dia memiliki sebab.

Hal ini berdasarkan had?ts Anas, Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam bersabda:

???? ?????? ??????? ?????????????? ????? ?????????

"Barangsiapa yang lupa untuk shal?t (shal?t apa saja), maka hendaknya dia shal?t tatkala dia ingat"

(HR Imam yang lima /Al khamsah)

Disini disebutkan bahwasanya dia shal?t pada saat dia ingat (pada saat kapan saja dia ingat) maka dia shal?t.

Dan disini bisa lebih jelas yaitu hadits Ummu Salamah beliau berkata:

"Manakala Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam shal?t dua raka'at setelah Ashar, maka Ummu Salamah pun bertanya akan hal itu, maka Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam  menjawab :

??? ?????? ????? ????????? ???????? ???? ??????????????? ?????? ?????????? ??????? ???????? ????? ???? ?????? ????????? ?????????????? ???? ??????????? ???????????? ???? ??????????????? ??????????? ?????? ?????????? ??????? ????????�

Wahai anak Ab? Umayyah (Ummu Salamah), kamu menanyakan dua raka'at

Selasa, 06 Desember 2016

PERPISAHAN ANTARA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DENGAN ORANG-ORANG MUNAFIQ

??

 BimbinganIslam.com
Rabu, 08 Rabi'ul Awwal 1438 H / 07 Desenber 2016 M
?? Ustadz 'Abdull?h Roy, MA
?? Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
?? Halaqah 58 | Perpisahan Antara Orang-Orang Yang Beriman Dengan Orang-Orang Yang Munafiq
? Download Audio : https://goo.gl/KKqVbo
???????

PERPISAHAN ANTARA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DENGAN ORANG-ORANG MUNAFIQ


?????? ????? ????? ????? ??????? 
????? ??? ??????? ??????? ??? ???? ???? ???? ??? ????? ?????? 

Halaqah yang ke-58 dari Silsilah 'Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Perpisahan Antara Orang-Orang Yang Beriman Dengan Orang-Orang Yang Munafiq".

Setelah bangkit dari sujud, maka orang-orang yang beriman akan mengikuti All?h Subh?nahu wa Ta'?l? dan akan dibentangkan Ash Shir?th (jembatan) di atas neraka. 

[Sebagaimana di dalam hadits Ab? Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukh?ri dan Muslim] 

? Keadaan saat itu gelap gulita. 

Seorang Yahudi pernah bertanya kepada Ras?lull?h shallall?hu �alayhi wa sallam: 

"Dimanakah manusia pada hari di mana bumi dan langit diganti?"

Beliau Shalallahu �alayhi wassallam mengatakan: 

"Di tempat yang gelap sebelum jembatan."
(Hadits shah?h riwayat Muslim)

? Kemudian, orang-orang yang beriman akan diberikan cahaya. 

Di dalam hadits yang shah?h yang diriwayatkan oleh Ath Thabr?ni di dalam Al Mu�jamul Kab?r dari 'Abdull?h Ibnu Mas�ud radhiyall?hu 'anhu bahwasanya Ras?lull?h shallall?hu �alayhi wa sallam bersabda: 

"Maka All?h memberikan kepada mereka cahaya sesuai dengan amalan mereka. 

� Ada di antara mereka diberi cahaya sebesar gunung yang besar yang berjalan di depannya. 

� Dan ada yang diberi lebih kecil dari itu. 

� Dan ada di antara mereka diberi cahaya sebesar pohon kurma di sebelah kanannya. 

� Dan ada yang diberi lebih kecil dari itu. 

� Sehingga ada orang yang diberi cahaya di jempol kakinya, kadang menyala dan kadang padam. 

Apabila menyala maka dia melangkahkan kakinya dan berjalan. Dan apabila padam dia berdiri."

? Ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya mengamalkan ilmu bagi seorang Muslim. 

?Semakin banyak cahaya ilmu yang dia amalkan di dunia maka akan semakin banyak cahaya yang akan dia dapatkan di hari kiamat.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwasanya: 

? Orang-orang munafik juga akan diberi cahaya dan akan mengikuti All?h, namun cahaya mereka padam sebelum sampai jembatan. 

All?h Subh?nahu wa Ta'?l? menceritakan di dalam surat Al Had?d ayat 12-15, yang artinya: 

"Pada hari ketika kamu melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan wanita, cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.

Dikatakan kepada mereka: 

'Pada hari ini ada berita gembira untuk kalian yaitu surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kalian akan kekal di dalamnya, itulah keberuntungan yang besar.'

Pada hari ketika orang-orang  munafiq laki-laki dan wanita berkata kepada orang-orang yang beriman: 

'Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kalian.'

Dikatakan kepada orang-orang munafik: 

'Kembalilah kalian ke belakang dan carilah sendiri cahaya untuk kalian.'

Lalu dibuatlah diantara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang munafiq sebuah dinding yang memiliki pintu, di sebelah dalamnya (yaitu sisi orang-orang yang beriman) ada rahmat dan di sebelah luarnya (yaitu sisi orang-orang munafiq)  ada siksa. 

Orang-orang munafiq memanggil orang-orang yang beriman seraya berkata: 

'Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian di dunia?'

? Maksudnya: bersama orang-orang yang beriman secara zh?hir. 

Orang-orang yang beriman menjawab: 

'Benar, akan tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri (yaitu dengan kenifaqan kalian)  dan kalian dahulu menunggu-nunggu kehancuran kami dan kalian ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan All?h Subh?nahu wa Ta'?l? dan penipu (yaitu syaith?n) telah datang memperdaya kalian tentang All?h. 

Maka pada hari ini tidak akan diterima tebusan dari kalian maupun dari orang-orang kafir.

Tempat kalian adalah neraka, itulah tempat berlindung kalian dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."

Demikianlah orang-orang munafik kembali tertipu; mereka mendapat cahaya di awal dan menyangka bahwasanya mereka akan selamat bersama orang-orang yang beriman namun ternyata persangkaan mereka salah.

? Orang-orang yang beriman ketika melihat cahaya orang-orang munafiq padam, mereka berdo'a kepada All?h: 

????????? ???????? ????? ???????? ????????? ??????? ??????? ?????? ????? ??????? ????????

"Wahai Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa untuk melakukan segala sesuatu."
(QS At Tahr?m: 8)

Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ab? D?w?d dan juga Tirmidzi, Ras?lull?h shallall?hu �alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya: 

"Orang yang berjalan ke masjid di dalam kegelapan malam (yaitu untuk melakukan shalat berjama'ah) maka dia akan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat."

? Di antara usaha seorang Muslim untuk menghilangkan kenifaqan adalah menjaga shalat lima waktu secara berjamaah. 

Ras?lull?h shallall?hu �alayhi wa sallam bersabda:

"Barang siapa yang shalat karena All?h selama 40 hari secara berjama'ah mendapatkan takbiratul �?la (yaitu takbiratul ihr?m) maka dia akan terlepas dari dua perkara; terlepas dari neraka dan terlepas dari kenifaqan."
(Hadits hasan riwayat Tirmidzi).

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali di halaqah selanjutnya.

??????? ????? ????? ????? ???????


'Abdull?h Roy
Di kota Al Mad?nah

?Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
________________________

Senin, 05 Desember 2016

TINGGALNYA ORANG-ORANG BERIMAN DAN ORANG-ORANG MUNAFIK

??
BimbinganIslam.com
Selasa, 07 Rabi'ul Awwal 1438 H / 06 Desenber 2016 M
?? Ustadz 'Abdull?h Roy, MA
?? Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
?? Halaqah 57 | Tinggalnya Orang-Orang Beriman Dan Orang-Orang Munafik
? Download Audio: https://goo.gl/Gy3oKY
???????

TINGGALNYA ORANG-ORANG BERIMAN DAN ORANG-ORANG MUNAFIK

?????? ????? ????? ????? ??????? 
????? ??? ??????? ??????? ??? ???? ???? ???? ??? ????? ?????? 

Halaqah yang ke-57 dari Silsilah 'Ilmiyah Beriman kepada hari akhir adalah tentang "Tinggalnya Orang-orang Beriman Dan Orang-orang Munafik".


Di dalam hadits Abu Said Al-Khudri yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim disebutkan bahwasanya setelah orang-orang kafir baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke neraka, maka tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah All?h, yang shalih maupun yang fajir. 

Dikatakan kepada mereka, "Apa yang menghalangi kalian untuk pergi, sedangkan manusia sudah pergi ?

Dalam riwayat Muslim,

"Apa yang kalian tunggu ? Mereka berkata, "Kami berbeda dengan mereka di dunia. Padahal kami dahulu butuh dengan mereka".

� Maksudnya dahulu mereka bertauhid tidak menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir. 

Meskipun mereka membutuhkan orang-orang kafir tersebut dalam beberapa hal.

Mereka berkata, "Sungguh kami telah mendengar penyeru, menyeru supaya setiap kaum mengikuti apa yang dia sembah. Dan kami sekarang sedang menunggu Rabb kami".

Maka datanglah All?h Subh?nahu wa Ta'?la  di dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk yang mereka lihat pertama kali. 

� Ini menunjukkan bahwasanya orang-orang yang beriman akan melihat All?h di Padang Mahsyar. 

Kemudian Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam bersabda, "Maka All?h berkata, "Aku adalah Rabb kalian". Mereka berkata, "Kami berlindung kepada All?h darimu. Kami tidak menyekutukan All?h sedikitpun". Mereka mengatakan perkataan ini dua atau tiga kali. 

� Maksudnya All?h akan menguji mereka dengan memperlihatkan diri-Nya kepada mereka dalam bentuk yang lain.

Ketika mereka melihat All?h dalam bentuk yang lain, maka mereka berlindung kepada All?h , supaya tidak terfitnah di dalam ujian ini.

Dan ucapan mereka, "Kami tidak menyekutukan All?h sedikitpun" menunjukkan tentang keutamaan tauhid.

Beliau Shallall?hu 'alayhi wa sallam bersabda, "Maka tidak berbicara kepada All?h saat itu kecuali para Nabi."

Maka All?h berkata, "Apakah kalian memiliki tanda sehingga kalian mengetahui bahwa Dia adalah Rabb kalian ?".

Mereka berkata, "Betis"

Maka disingkaplah betis All?h Subh?nahu wa Ta'?la.

Para ulama mangatakan bahwasanya ini adalah termasuk hadits yang berisi sifat All?h, kewajibah kita beriman bahwasanya All?h memiliki betis sesuai dengan keagungan-Nya.

Tidak boleh kita ingkari, tidak boleh kita serupakan dengan makhluk, tidak boleh kita takwil, dan tidak boleh kita bertanya tentang bagaimananya. 

Kemudian Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam bersabda, "Maka sujudlah setiap mukmin".

Dan dalam riwayat Muslim disebutkan,

"Tidak tersisa orang yang dahulu sujud untuk All?h, ikhlas dari dirinya kecuali All?h akan mengijinkan dia bersujud. Kemudian tidaklah tersisa orang yang dahulu sujud karena hanya ingin melindungi diri dan riya' kecuali All?h akan menjadikan punggungnya menjadi rata."

Setiap akan sujud dia jatuh tersungkur di atas tengkuknya.

� Maksudnya dia tidak bisa sujud karena punggungnya yang semula memiliki beberapa ruas tulang yang memudahkan dia untuk membungkuk, menjadi hanya memiliki satu ruas tulang yang rata. 

Demikianlah keadaan orang-orang yang dahulu menipu All?h dan orang-orang yang beriman di dunia. Maka All?h menipu mereka. 

Mereka mengira bahwasanya mereka akan selamat dengan tinggalnya mereka saat itu bersama orang-orang yang beriman. 

Namun ternyata perkiraan mereka adalah perkiraan yang salah. 

Kemudian  Ras?lull?h shallall?hu 'alayhi wa sallam bersabda,

"Kemudian orang-orang yang beriman mengangkat kepala mereka dan All?h Subh?nahu wa Ta'?la telah kembali kepada bentuk-Nya yang semula.

Kemudian All?h berkata, "Aku adalah Rabb kalian". 

Mereka pun berkata, "Engkau adalah Rabb kami". 

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

??????? ????? ????? ????? ???????

'Abdull?h Roy
Di kota Al-Mad?nah

Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
________________________

Minggu, 04 Desember 2016

KEADAAN ORANG-ORANG KAFIR KETIKA DIGIRING DAN DIKUMPULKAN KE NERAKA

??
BimbinganIslam.com
Senin, 06 Rabi'ul Awwal 1438 H / 05 Desenber 2016 M
?? Ustadz 'Abdull?h Roy, MA
?? Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
?? Halaqah 56 | Keadaan Orang-orang Kafir Ketika Digiring Dan Dikumpulkan Ke Neraka
? Download Audio: https://goo.gl/tu4cJy
???????

KEADAAN ORANG-ORANG KAFIR KETIKA DIGIRING DAN DIKUMPULKAN KE NERAKA


?????? ????? ????? ????? ??????? 
????? ??? ??????? ??????? ??? ???? ???? ???? ??? ????? ?????? 

Halaqah yang ke-56 dari Silsilah 'Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan Orang-orang Kafir Ketika Digiring Dan Dikumpulkan Ke Neraka".


? PERTAMA | Mereka akan digiring dengan kasar. 

All?h Subh?nahu wa Ta'?la berfirman:

?????? ?????????? ?????? ????? ????????? ?????? (??) ???????? ???????? ??????? ?????? ????? ???????????? (??)

�Pada hari mereka akan didorong ke dalam neraka Jahannam dengan keras. Dikatakan kepada mereka: 'Inilah neraka yang dahulu kalian dustakan'.� 
(QS Ath Th?r: 13-14)


? KEDUA | Mereka akan digiring secara berkelompok dan akan disambut oleh para malaikat penjaga neraka di ambang pintu neraka dengan penuh penghinaan. 

All?h Subh?nahu wa Ta'?l? berfirman yang artinya:

�Orang-orang kafir akan digiring ke neraka Jahannam secara berkelompok-berkelompok, sehingga apabila mereka telah sampai di ambang neraka, dibukalah pintu-pintunya. 

Dan berkatalah penjaga-penjaga neraka kepada mereka: 'Bukankah telah datang kepada kalian Ras?l-ras?l yang berasal dari kalian yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Rabb kalian dan mengingatkan kalian pertemuan dengan hari ini?'

Mereka menjawab: 'Benar telah datang.'

Namun telah tetap adzab bagi orang-orang kafir. 

Dikatakan kepada mereka: 'Masuklah kalian melewati pintu-pintu neraka jahanam tersebut, sedangkan kalian kekal di dalamnya.'

Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.� 

(QS Az Zumar: 71-72)


? KETIGA| Mereka akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajah-wajah mereka. 

All?h Subh?nahu wa Ta'?la berfirman:

????????? ??????????? ?????? ??????????? ?????? ????????? ?????????????? ?????? ?????????? ????????? ????????? 

�Orang-orang yang dikumpulkan ke neraka Jahannam dengan berjalan di atas wajah-wajah mereka. 

Mereka itulah orang-orang yang paling jelek kedudukan mereka dan paling sesat jalan mereka.� 
(QS Al Furq?n: 34)

Seorang laki-laki bertanya kepada Ras?lull?h shallall?hu �alayhi wa sallam:

"Wahai Nabi All?h, bagaimana orang kafir dikumpulkan di atas wajahnya pada hari kiamat?"

Beliau Shallall?hu 'alayhi wa sallam menjawab:

"Bukankah yang telah menjadikan dia berjalan di atas kedua kakinya di dunia mampu untuk menjadikan dia berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat?"
(HR Bukh?ri dan Muslim)


? KEEMPAT| Mereka akan dikumpulkan dalam keadaan buta, bisu dan tuli. 

All?h Subh?nahu wa Ta'?l? berfirman:

?????????????? ?????? ????????????? ?????? ??????????? ???????? ?????????? ???????????

�Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat di atas wajah-wajah mereka dalam keadaan buta, bisu dan tuli."
(QS Al Isr?: 97)

? Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwasanya mereka buta, bisu dan tuli tidak dalam semua keadaan.


? KELIMA| Mereka akan dikumpulkan bersama teman-teman mereka dan sesembahan-sesembahan mereka dan akan saling menyalahkan di antara mereka sebelum akhirnya mereka masuk ke dalam neraka. 

? Lihat surat Ash Sh?ff?t ayat 22-32. 


? KEENAM | Sebelum mereka sampai ke neraka mereka akan mendengar suara neraka. 

All?h Subh?nahu wa Ta'?l? berfirman :

????? ????????? ???? ????????? ???????? ????????? ????? ??????????? ???????????

�Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar suara neraka yang bergemuruh karena marah.� 
(QS Al Furq?n: 12)

Semoga All?h Subh?nahu wa Ta'?la menjauhkan kita dan keluarga kita dari neraka Jahannam dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya. 

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

??????? ????? ????? ????? ???????

'Abdull?h Roy
Di kota Al Mad?nah

?Ditranskrip Oleh Tim Transkrip BiAS
_______________

Jumat, 25 November 2016

AGAR RINGAN DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN HIDUP (BAG. 6 - selesai)

�� BimbinganIslam.com
Sabtu, 26 Shafar 1438 H / 26 November 2016 M
�� Ustadz Dr. Ainul Haris, Lc. MA
�� Materi Tematik | Agar Ringan Dalam Menghadapi Permasalahan Hidup (Bag.6 - selesai)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AH-ARDMPH-06
-----------------------------------

AGAR RINGAN DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN HIDUP (BAG. 6 - selesai)

Agar Ringan Dalam Menghadapi Permasalahan Hidup

Pendengar rahimani wa rahimakumullāh.

Mengapa seorang mu'min yang tangguh imannya bisa menghadapi hidup ini dengan lapang meskipun berat tantangan hidup yang di hadapi

Yang Ke-empat| Karena seorang mu'min itu selalu bertawakal  kepada Allāh, selalu menggantungkan dirinya hanya kepada Allāh dalam segala urusannya, baik yang berat maupun yang ringan, yang lapang maupun yang sempit.

Semua masalah dia gantungkan hanya kepada Allāh, dia tidak mengantungkan permasalahan yang dihadapi kepada kemampuan dirinya sendiri. Juga dia tidak mengantungkan kepada sebab dan akibat.

Karena itu dia senantiasa  berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla di pagi dan sore harinya sebagaimana di tuntunkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

 وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

"Yā Allāh,  janganlah engkau bebankan, beban-beban hidup itu terhadap diriku sendiri, meskipun hanya sekejap mata"

(HR Abu Daud nomor 5090)

Jadi meskipun hanya satu kedipan mata, waktu yang kita perlukan tetapi dalam kondisi waktu yang sangat singkat itupun kita tetap hanya mengantungkan kepada Allāh.

Kita tidak mengantungkan kepada diri kita, tidak mengantungkan kepada makhluk dan tidak kita gantungkan nasib dan berbagai problem yang kita hadapi kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Adapun orang-orang yang betul-betul bertawaqal, orang-orang mu'min sejati yang betul-betul bertawaqal kepada Allāh maka jaminannya jelas dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

"Dan barangsiapa bertawakal kepada Allāh maka Allāh akan mencukupi kebutuhannya"

(QS At-thalāq: 3)

Dalam sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Imān Bukhāri dan Imān An-Nasāi' dari Ibnu 'Abbās Radhiyallāhu 'anhu ketika Nabi Ibrāhim 'alayhissalām dilemparkan ke dalam api beliau mengucapkan, "Hasbunāllāhu wa ni'mal wakīl" (Cukuplah Allāh bagi kami, dan Allāh adalah sebaik-baik pelindung kami).

Dan kalimat ini pulalah, pendengar rahimani wa rahimakumullāh.

Yang diucapkan oleh nabi kita Muhammad Shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika ditakut-takuti  oleh bangsa Quraysh bahwa beliau akan diserang oleh sekumpulan pasukan.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan tegasnya mengatakan, " Hasbunāllāhu wa ni'mal wakīl".

Dalam sebuah ayatnya disebutkan dalam surat Al-Imrān ayat 173:

"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu wahai Muhammad, karena itu takutlah kepada mereka"

Inilah bentuk teror yang dilakukan oleh orang-orang Quraysh kepada nabi kita Muhammad Shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Tapi apa jawaban nabi Muhammad?

Jawaban Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam terhadap mereka adalah:

"Cukuplah Allāh menjadi penolong kami dan Allāh sebaik-baik penolong", ("Hasbunāllāhu wa ni'mal wakīl").

Pendengar rahimani wa rahimakumullāh.

Berbeda dengan orang yang tidak bertawakal kepada Allāh, yang tidak mengantungkan hidupnya kepada Allāh.

Ketika terjadi musibah, ketika menghadapi persoalan-persoalan berat dia akan kebinggungan karena dia menggantungkan semuanya kepada dirinya atau kepada sebab akibat atau kepada makhluk sementara dirinya lemah, sementara makhluk itu lemah. Sehingga dengan demikian dia akan semakin menderita karena tidak mampu menghadapi berbagai persoalan-persoalan yang setengah merundung dirinya.

Pendengar rahimani wa rahimakumullāh.

Semuanya itu tidak akan mampu dia selesaikan bahkan sebaliknya dengan mengantungkan terhadap dirinya sendiri maka dia semakin bertambah sengsara.

Yang kelima | Seorang mu'min itu senantiasa mampu menghadapi persoalannya, betapapun beratnya persoalan itu, karena dia sebagai seorang muslim yakin bahwa pilihan Allāh itulah pilihan yang terbaik.

Karena itu disebutkan didalam Al-Qurān:

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Janganlah kamu membenci sesuatu padahal ia adalah lebih baik bagimu dan janganlah kamu menyukai sesuatu padahal ia adalah lebih buruk bagimu, Allāh maha mengetahui dan kamu tidak mengetahui"

(QS Al-Baqarah: 216)

Dengan demikian seseorang akan tetap bahagia dengan musibah dengan penderitaan atau berbagai penyakit yang menimpa dirinya, karena dia melihat persoalan dengan prespektif jangka panjang dengan positiv thinking sehingga dia akan tetap bisa menghadapi persoalan itu dengan tenang dan dia mengharapkan sesuatu yang lebih baik dalam kehidupannya yang akan datang.

Pendengar rahimani wa rahimakumullāh.

Marilah kita lihat diri kita masing-masing, siapapun diri kita.

· Apakah kita orang yang miskin atau orang kaya?
· Apakah rakyat jelata atau seorang pejabat?

Apakah kita telah merasakan kelapangan dalam hidup ini?

√ Apakah kita sudah bisa menghadapi berbagai problem hidup kita dengan tenang?

√ Apakah kita sudah bisa menghadapi dengan optimisme yang besar?

√ Apakah kita sudah bisa berpikir positive thinking dalam menghadapi problematik hidup?

√ Apakah kita justru sebaliknya melihat masalah dengan pandangan yang buram?

√ Selalu pesimis?

√ Suka menyalahkan orang lain?

√ Sering marah mungkin bahkan suka stress?

Ketahuilah apabila itu sering terjadi pada diri kita, menunjukan bahwa iman kita masih lemah.

Iman bisa bertambah dan bisa berkurang, sebanyak tingkat keimanan kita sebesar tingkat keimanan kita, sebesar itulah kemampuan kita di dalam menghadapi berbagai problematika hidup.

Semakin lemah iman kita, maka kita akan semakin lemah pula di dalam menghadapi problematika hidup.

Kita akan gampang gelisah, gampang marah, gampang stress dan gampang berbuat dosa dan maksiat, apabila iman kita lemah.

Akan tetapi seorang mu'min hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan keimanan nya karena memang iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang.

Seorang mu'min sejatinya selalu dalam kebahagiaan, senantiasa dalam kebahagiaan dan kelapangan dalam kondisi apapun.

Seperti dikatakan oleh Ibnu Taimiyyah:

"Di dunia ini sudah ada surga, sudah ada kebahagiaan, ketenangan dan kelapangan, barang siapa yang tidak masuk didalamnya maka dia tidak akan bisa masuk surga yang ada di akhirat".

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang memiliki iman yang tangguh, sehingga selalu bisa menikmati kebahagiaan, kelapangan dan optimis dalam menghadapi setiap persoalan. Bahagia di dunia ini maupun nanti di akhirat. Āmīn.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________________________

Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

1. Pembangunan & Pengembangan 100 Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

*Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah*
��www.cintasedekah.org
�� https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
�� youtu.be/P8zYPGrLy5Q
------------------------------------------

Jumat, 18 November 2016

Sandaran Hati

🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 19 Shafar 1438 H / 19 November 2016 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Taslim, MA
📔 Materi Tematik | Sandaran Hati
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AT-SandaranHati
🌐 Sumber: https://yufid.tv/14480-ceramah-singkat-sandaran-hati-ustadz-abdullah-taslim-ma.html
-----------------------------------

*SANDARAN HATI*

السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوان

Ma'āsyiral Muslimīn Rahimakumullāh.

Banyak diantara kita yang tidak memahami tingginya kedudukan bersandar kepada Allāh dalam segala sesuatu yang kita inginkan. Baik dalam kebaikan-kebaikan urusan dunia apalagi dalam urusan agama.

Tidak sedikit diantara kita yang menganggap (misalnya) bertawakkal, berdo'a kepada Allāh, bergantung kepada-Nya itu adalah perkara yang dilakukan nomor dua, nomor tiga atau nomor empat. Pertama kita usaha dulu, lakukan dulu dengan anggota badan kita.

Biasanya orang-orang mengatakan ikhtiyār dulu baru tawakkal setelah itu.

⇒ Apakah ini benar? 

Tentu ini bukan hal yang dibenarkan dalam agama.

Bertawakkal itu dilakukan dari awal, pertengahan dan sampai akhir, tidak dijadikan urusan kedua atau ketiga.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan dalam Al Qurān, hidayah tergantung dari i'tisham penyandaran diri kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

_"Barang siapa yang selalu bersandar kepada Allāh, berpegang teguh dengan Allāh, maka dialah yang mendapatkan bimbingan, petunjuk untuk menempuh jalan yang lurus."_

(QS Ali 'Imrān: 101)

Mengenai tawakkal, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman dalam Al Qur'ān:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

_"Barangsiapa yang bertawakkal (berserah diri) menyandarkan hatinya dengan benar kepada Allāh maka Allāh akan mencukupi segala urusan dan kebutuhannya."_

(QS Ath Thalāq: 3)

Coba lihat!

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan tentang tawakkal itu yang harusnya diutamakan (didahulukan).

Memang kita diperintahkan untuk melakukan sebab.

Tapi siapa yang mengatakan sebab itu hanya usaha-usaha zhahir yang dilakukan manusia?

Hanya berdasarkan apa yang dipikirkan, strategi yang dirancang manusia atau kekuatan fisiknya, keterampilan badannya, siapa yang mengatakan demikian?

⇒ Do'a adalah sebaik-baik usaha, penyandaran hati adalah usaha yang paling utama.

Imām Ibnu Qayyim rahimahullāh mengatakan:

إن الدعاء من أقىوى الأسباب لجلبل مصاله ودفع المكرة

_"Sesungguhnya do'a termasuk usaha yang paling kuat, sebab yang paling besar untuk bisa mendatangkan kebaikan-kebaikan dan menolak keburukan-keburukan (kejelekan-kejelekan)."_

Jadi penyandaran hati, tawakkal, takut dan berharap kepada Allāh, yakin dengan pilihan-Nya, ridhā dengan ketentuan-Nya, selalu bersangka baik kepada Allāh, ini justru yang menentukan keberhasilan dan kebaikan. Ini justru yang menjadikan tenang hati hamba ketika bersandar kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karenanya, dalam hadīts qudsi Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

أَنَا عِندَظَنِّ عَبْدِى بِى

_"Aku ini sesuai dengan persangkaan, sesuai dengan pengharapan hambaku kepadaku."_

(Muttafaqun 'alaih)

Lihatlah, dalam hal pengampunan dosa, sebanyak apapun hamba berbuat dosa, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman dalam sebuah hadīts qudsi yang shahīh riwayat Tirmidzi dan yang lainnya:

يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ

_"Wahai manusia, selama engkau masih berharap kepada Allāh, berdo'a kepada Allāh maka aku akan ampuni semua dosa-dosamu, tidak perduli sebanyak apapun dosa tersebut."_

(Hadīts shahīh riwayat Tirmidzi nomor 3540)

Salah seorang shahābat Nabi  shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika (sedang sakit) pernah dijengguk oleh Nabi  shallallāhu 'alayhi wa sallam. Ditanya oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam :

كَيْفَ تَجِدُك 

_"Apa yang kamu rasakan saat ini?"_

Shahābat radhiyallāhu Ta'āla 'anhum itu mengatakan:

إِنِّى أَرْجُو اللَّهَ وَإِنِّى أَخَافُ ذُنُوبِي.

_"Wallāhi Yā Rasūlullāh, aku benar-benar mengharapkan rahmat Allāh dan mengkhawatirkan dosa-dosaku (takut dosa-dosaku)."_

Ketika itu Rasūlullāh  shallallāhu 'alayhi wa sallam  bersabda:

لاَ يَجْتَمِعَانِ فِى قَلْبِ عَبْدٍ فِى مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا يَرْجُو وَآمَنَهُ مِمَّا يَخَافُ

_"Demi Allāh yang jiwaku ditangan-Nya, tidaklah terkumpul dua perasaan (yaitu) takut dan berharap dalam hati seorang hamba dalam kondisi sakit seperti ini, kecuali Allāh akan berikan apa yang diharapkannya dan Allāh akan selamatkan dia dari apa yang dilakukannya."_

(Hadīts ini derajatnya hasan diriwayatkan oleh Tirmidzi nomor 983)

Luar biasa, pengaruh dari penyandaran hati.

Makanya a'āsyiral muslimīn rahimakumullāh, janganlah kita mempersempit yang luas, apalagi mengatakan:

"Kita dahulukan dulu usaha, menyusun strategi, perbuatan ketrampilan anggota badan, baru kita bertawakkal, baru kita berdo'a dan bersandar kepada Allāh."

Subhānallāh.

√ Apakah pantas kita mengatakan pertolongan Allāh itu belakangan kita harapkan? Bukan dari awal?

√ Siapa yang akan memberikan bimbingan kepada kita dari awal untuk memulainya dengan tepat?

√ Untuk merencanakannya sesuai dengan sebab-sebab yang mendatangkan kebaikan, kalau bukan karena pertolongan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla?

⇒ Kenapa kita menjadikan, memohon pertolongannya itu nomor dua? Apalagi dalam urusan-urusan kebaikan yang berhubungan dengan agama?

Oleh karena itulah ma'āsyiral muslimīn rahimakumullāh, perkara tentang tawakkal, bersandar kepada Allāh tidak boleh kita remehkan. Sehingga sebelum berusaha, berbuat apa saja kita harus  berpikir:

→ Usaha ini bisa kita rancang strategi untuk menghasilkan yang baik.
→ Usaha ini mungkin dengan ketrampilan kita, hasil kursus kita, hasil bertanya kita, pengalaman kita, kita bisa memikirkan bagaimana caranya sebab-sebab untuk menghasilkan yang baik.

Tapi pertanyaannya, apakah kita tahu akibat kebaikan dari segala sesuatu ?

Apakah kita pastikan usaha yang kita anggap baik ini nanti juga akibatnya akan baik, dampaknya akan baik?

Utamanya bagi agama kita?

Pertanyaan yang lebih tinggi dari pada itu, apakah kamu yang lebih tahu dibandingkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla?

Siapa yang sempurna pengetahuannya, yang mengetahui segala sesuatu dengan akibat-akibatnya?

Siapa yang bisa memastikan kebaikan yang kita perkirakan ini benar-benar baik untuk agama kita?

⇒ Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang Maha mengetahui semuanya.

Makanya, perencanaan yang ada di dalam pikiran manusia bisa jadi dianggapnya baik, tapi bisa jadi setelah itu menimbulkan yang buruk.

Apa-apa yang tidak disukainya dianggap buruk, tapi ternyata bisa menghasilkan kebaikan. Karena manusia tidak tahu.

Bukankah Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman dalam Al Qur'ān:

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُون

_"Wahai manusia, bisa jadi kamu menyukai sesuatu (kamu membenci sesuatu) padahal itu mendatangkan kebaikan bagimu, atau kamu menyukai sesuatu padahal justru memberikan keburukan bagimu, dan Allāh Maha mengetahui sedangkan kalian (manusia) tidak mengetahui."_

(QS Al Baqarah: 216)

Maka tahu dirilah untuk kita kemudian mengatakan, "Setinggi apapun pengetahuan saya, saya tetap tidak mengetahui akibat dari segala sesuatu."

Tahu dirilah untuk kita bersandar kepada sebaik-baik Dzat tempat kita pantas bersandar kepada-Nya, karena Dia sempurna ilmu-Nya, sempurna kebaikan-Nya, sempurna rahmat dan karunia-Nya.

Wallāhi, tentu pilihan-Nya lebih baik dari pada apa yang dipilih, dirancang dan direncanakan manusia itu untuk dirinya sendiri. Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang Maha mengetahui dan Maha kuasa atas segala sesuatu.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan nasehat ini bermanfaat dan memahami bahwa penyandaran diri kita kepada Allāh dari awal sampai akhir justru yang merupakan penentu terbesar dari kebaikan, hasil yang baik, dan kesudahan yang baik dari segala urusan kita.

Demikianlah mohon maaf atas segala yang salah dan kurang.

Shallallāhu wa sallam wabārak 'alā nabiyyinā Muhammad wa 'alā alihi wa ashabihi waman tabi'ahum bi ihsanin ila yaumidīn, walhamdulillāhi rabbil'alamīn.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
------------------------------------------
◆ Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

1. Pembangunan & Pengembangan 100 Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

*Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah*
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
------------------------------------------

Kamis, 10 November 2016

JUMLAH RAKA'AT DAN GERAKAN SHALAT (BAGIAN 2)

�� BimbinganIslam.com
Kamis, 10 Shafar 1437 H /  10 November 2106 M
�� Ustadz Fauzan ST, MA
�� Matan Abū Syujā' | Kitāb Shalāt
�� Kajian 46 | Jumlah Raka'at Dan Gerakan Shalāt (Bagian 2)
⬇ Download audio: https://goo.gl/elV1id
〰〰〰〰〰〰〰

JUMLAH RAKA'AT DAN GERAKAN SHALAT (BAGIAN 2)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد

Para sahabat BiAS yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla kita.

▪TATACARA SHALĀT SAMBIL DUDUK

① Posisi Berdiri.

Kaedahnya, seseorang semampu mungkin untuk melakukan rukun sesempurna mungkin yang dia mampu, apabila tidak mampu maka berpindah pada keadaan berikutnya yaitu duduk.

Apabila mampu berdiri dengan bertelekan tongkat, atau dengan bersandar, maka tetap wajib berdiri.

Apabila mampu berdiri 1 raka'at atau 2 raka'at, maka wajib untuk berdiri walaupun pada raka'at lainnya sudah tidak mampu, maka posisi berdiri pada saat itu digantikan dengan duduk, apakah duduk iftirasy seperti dalam shalāt, atau tarabbu' (yaitu posisi bersila) atau duduk di atas kursi.

② Posisi Ruku'

Jika seseorang tidak mampu berdiri, namun mampu ruku', maka pada saat ruku' mengambil posisi yang sempurna, namun apabila tidak mampu, maka semampunya dengan memiringkan badan, sambil berdiri jika mampu, atau sambil duduk jika tidak mampu.

③ Posisi sujud

Apabila mampu untuk sujud secara sempurna, maka berpindah ke posisi sujud secara sempurna, namun apabila tidak mampu, maka dengan memiringkan badan lebih rendah dari posisi ruku'

dan demikian seterusnya

▪TATACARA SHALĀT SAMBIL BERBARING

Apabila tidak mampu untuk duduk dalam shalāt fardhu, maka diperbolehkan untuk shalāt sambil  berbaring sebagaimana hadits yang sudah disebutkan.

Adapun tata cara shalāt sambil berbaring sebagai berikut:

① Posisi berbaring:
→ bertumpu pada sisi kanan jika mampu dan menghadap kiblat
→ kemudian bertakbir dan meletakkan kedua tangan diatas dada jika mampu
→ kemudian ruku' dengan cara menundukkan kepala
→ i'tidal dengan kembali lagi
→ kemudian sujud dengan menundukkan kepala
→ kemudian kembali lagi dan begitu seterusnya
(setiap perubahan pergerakan dengan menundukkan kepala).

② Jika tidak mampu bertumpu pada sisi kanan, maka pada sisi kiri, agak miring dan menghadap kiblat, dan lakukan yang sama

③ Jika tidak mampu maka berbaring diatas punggungnya, dengan posisi kiblat dikakinya, dan bertakbir dan melakukan gerakan semampu mungkin, dengan mengangkat kepala setiap perubahan gerakan.

④ Jika tidak mampu maka dengan mengedipkan mata pada setiap pergerakan

⑤ Jika tidak mampu maka dengan isyarat tangan

⑥ Jika tidak mampu maka niatkan dengan hatinya setiap perubahan gerakan

Demikianlah secara ringkas tata cara shalāt yang diajarkan dalam syariat dan kita bisa menyimpulkan tentang:

��Ibadah Shalat sangat penting dan agungnya shalāt, sehingga tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan bagaimanapun dan kondisi apapun.

��Dan juga bagaimana Islam adalah agama yang mudah dan memberikan kemudahan, memberikan keringanan dalam setiap kondisi yang tidak mungkin dilakukan secara sempurna.

Oleh karena itu hendaknya kita bersyukur atas anugrah yang Allāh berikan kepada kita berupa syariat yang lengkap dan mudah.

Demikian yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat.


وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
__________________________________
Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

1. Pembangunan & Pengembangan 100 Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

*Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah*
��www.cintasedekah.org
�� https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
�� youtu.be/P8zYPGrLy5Q
------------------------------------------

Senin, 07 November 2016

Pembatal-Pembatal Shalat (Bagian 2)

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 08 Shafar 1437 H /  08 November 2106 M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitāb Shalāt
🔊 Kajian 44 | Pembatal-Pembatal Shalāt (Bagian 2)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS01-FZ-H044
〰〰〰〰〰〰〰
MATAN KITAB

(فصل) والذي يبطل الصلاة أحد عشر شيئا: الكلام العمد والعمل الكثير والحدث وحدوث النجاسة وانكشاف العورة وتغيير النية واستدبار القبلة والأكل والشرب والقهقهة والردة.

Dan perkara-perkara yang membatalkan shalāt ada 11:
① Berbicara secara sengaja
② Banyak bergerak secara berurutan
③ Hadats
④ Keluar najis atau terkena najis
⑤ Terbuka auratnya tatkala di dalam shalātp
⑥ Merubah niat
⑦ Membelakangi Kiblat
⑧ Makan
⑨ Minum
⑩ Tertawa
⑪ Murtad
〰〰〰〰〰〰〰

PEMBATAL-PEMBATAL SHALĀT (BAGIAN 2)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد

Para sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita lanjutkan tentang perkara-perkara yang membatalkan shalat bagian  ke-2

(وانكشاف العورة))
⑤ Terbuka auratnya tatkala didalam shalāt

Tentang aurat ini juga sudah dijelaskan baik untuk laki-laki maupun untuk wanita.

Maka apabila seseorang shalāt dan terbuka auratnya maka shalātnya batal, namun apabila tersingkap dan langsung ditutup pada saat itu juga maka shalātnya tetap sah.

Menutup aurat termasuk syarat sahnya  shalāt.

((وتغيير النية))
⑥ Merubah niat

Yaitu apabila seseorang berniat dengan niat shalāt tertentu dan pada saat ditengah shalātnya dia merubah niat shalātnya untuk shalāt lainnya, maka shalātnya tidak sah atau shalātnya tersebut menjadi batal.

Hal ini berdasarkan hadīts  Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam

«إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ»

"Sesungguhnya amalan itu  tergantung dari niatnya"
(HR Bukhāri dan Muslim)

Ada beberapa masalah dalam merubah niat ini :

⑴ Jika berniat untuk keluar dari shalāt maka merubah niat dari shalāt menjadi keluar shalāt atau batal shalāt, maka hal ini shalātnya batal dan tidak ada khilaf didalamnya

⑵ Jika merubah niat dari shalāt yang wajib ke shalāt wajib lainnya atau dari shalāt wajib ke shalāt sunnah lainnya, maka yang shahīh dalam mahzab bahwasanya shalātnya batal

Misalnya :

Seseorang niat shalāt dhuhur, ditengah pelaksanaan shalātnya dia teringat kalau sudah masuk waktu ashar dan juga ternyata dia sudah shalāt dhuhur, oleh karena itu dia langsung merubah shalāt yang terlanjur dia lakukan dia rubah,yang tadinya niat shalāt dhuhur kemudian berubah niatnya menjadi shalāt ashar maka hal yang seperti ini tidak sah atau batal shalātnya.

Atau misalnya dia merubah menjadi shalāt sunnah  ba'diyah dhuhur karena dia ingat shalāt sebelumnya shalāt dhuhur dia sudah lakukan maka ini juga batal.

Ataupun shalāt yang lainnya yang tertentu.

⑶ Jika dia berniat sungguh-sungguh ingin membatalkan shalāt setelah dia melaksanakan shalāt, maka pada saat itu otomatis shalātnya batal, walaupun kemudian setelah itu dia kembali lagi bahwasanya ingin melanjutkan shalāt maka pada saat berniat ingin sungguh-sungguh membatalkan shalāt otomatis shalātnya batal dan harus diulang.

⑷ Jika dia ragu-ragu dalam niatnya apakah dia ini sudah berniat keluar shalāt ataukah belum? Atau bagaimana,ada keraguan didalam hati maka disini ada khilaf dikalangan para ulama

Secara umum disebutkan kaedah oleh Syaikh Utsaimin dalam Majmu' fatawa tentang perpindahan niat, kata beliau :

" تغيير النية إما أن يكون من معيَّن لمعيَّن ، أو من مطلق لمعيَّن : فهذا لا يصح ، وإذا كان من معيَّن لمطلق : فلا بأس .

"Perubahan niat itu ada beberapa kemungkinan, kemungkinannya apakah dari shalāt yang tertentu kepada shalàt lain yang tertentu juga, atau dari shalāt muthlaq ke shalāt yang tertentu, maka kedua bentuk ini tidak sah (Batal shalātnya) namun apabila dari shalāt  tertentu kemudian berubah niatnya menjadi  shalāt muthlaq maka kata beliau tidak mengapa"

▪ Untuk Shalāt tertentu ke shalāt tertentu

Contohnya:

→ Shalāt dhuhur (tertentu) yaitu dhuhur kemudian berubah niatnya  menjadi shalāt ashar (tertentu), atau menjadi  shalāt sunnah dhuha (tertentu juga) atau berubah niat menjadi shalāt sunnah fajar semisalnya, maka yang seperti ini shalātnya tidak sah atau batal.

Baik perpindahan dari fardhu ke fardhu atau fardhu ke sunnah atau sunnah ke sunnah, maka seperti ini tertentu ke shalat tertentu maka batal.

▪ Shalāt muthlak ke shalāt tertentu

Misalnya :

→ Seseorang yang sedang mengerjakan shalāt sunnah muthlak (yaitu shalāt sunnah yang dilakukan tanpa sebab apapun, seseorang hanya ingin shalāt kemudian dia shalāt 2 raka'at) kemudian dia ingat ternyata belum shalāt dhuhur maka dia langsung merubah niat shalāt sunnah muthlaknya menjadi shalāt dhuhur, maka ini juga tidak sah atau batal.

Atau merubah pada Shalāt tertentu lainnya maka juga tidak sah atau batal.

▪ Shalāt tertentu ke shalāt muthlaq

Misal contoh diatas :

→ Seseorang sedang shalāt dhuhur  dan kemudian teringat bahwasanya dia sudah mengerjakan shalāt dhuhur, maka dia boleh mengalihkan niatnya dari shalāt dhuhur (karena sudah dikerjakan shalat dhuhur) di ubah niatnya menjadi shalāt sunnah muthlaq, dan ini tidak mengapa.

Namun kalau tadi (misalnya) niat shalāt dhuhur dia ubah menjadi shalāt tertentu (karena dia sudah selesai shalāt dhuhur) diubah menjadi shalāt sunnah  ba'diyah dhuhur (misalnya) maka ini tidak sah atau  batal Shalātnya.

((واستدبار القبلة))

⑦ Membelakangi kiblat

Membelakangi kiblat atau berpaling dengan sebagian tubuhnya kearah selain kiblat, maka ini shalātnya menjadi batal.

Hal ini berdasarkan firman Allāh Ta'āla,

فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

"Maka palingkanlah wajahmu kearah masjidil Harām"

(Qs. Al-Baqarah :217)

Menghadap kiblat adalah rukun didalam shalāt

Barangsiapa yang menghilangkan rukun tersebut maka shalātnya batal.

((والأكل))
⑧ Makan

((والشرب))
⑨ Minum

Kedua perbuatan ini termasuk pembatal shalāt. kenapa? Karena kedua perbuatan ini adalah perbuatan yang bertentangan dari maksud dan tujuan shalāt, dan juga bertentangan dengan khusyu' dan juga bertentangan dengan thuma'ninah yang diperintahkan didalam shalāt dan perbuatan tersebut menunjukkan rasa berpaling dari shalāt itu sendiri.

Namun tidak mengapa, jika seseorang lupa atau yang termakan sedikit, atau terpaksa atau tidak sengaja misalnya menelan sisa makanan yang tersangkut di giginya, atau menelan air dari sisa air wudhunya (semisalnya)  maka ini tidak mengapa, adapun yang disengaja kemudian dalam jumlah yang banyak maka ini membatalkan shalāt.

((والقهقهة))
⑩ Tertawa

Yaitu apabila keluar dari lisannya 2 huruf, maka ini dianggap sebagai ucapan, dan sebagaimana tadi sudah disebutkan ucapan manusia didalam shalāt membatalkan wudhu.

3 perkara yang disebutkan sebelumnya yaitu :
⒈ Makan
⒉ Minum
⒊ Tertawa

Jika dilakukan secara sengaja maka ijma' para ulama shalātnya adalah  batal.

((والردة))
⑪ Murtad

Ini juga membatalkan shalāt berdasarkan firman Allāh Ta'āla,

وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ

"Barangsiapa yang murtad (keluar) dari agamanya (islam) kemudian mati dalam keadaan kāfir, maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalannya (batal semua amalannya termasuk shalātnya)."

(Qs. Al Baqarah : 190)

Demikian yang bisa disampaikan didalam halaqah ini, Semoga bermanfaat.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
__________________________________
Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

1. Pembangunan & Pengembangan 100 Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

*Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah*
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
------------------------------------------